Sistem Transportasi :
1. Darah manusia
Sel-sel darah
Fungsi darah:
- Sebagai alat transpor:
- oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh
- CO2 dari seluruh jaringan tubuh ke paru-paru dalam bentuk HCO3- (bikarbonat)
- sari-sari makanan dari usus ke seluruh jaringan yang membutuhkan
- sisa metabolisme dari seluruh jaringan tubuh ke alat pengeluaran (ekskresi)
- hormon dari kelenjar endokrin (kelenjar buntu) ke bagian tubuh tertentu
- Mengatur keseimbangan asam dan basa
- Alat pertahanan tubuh dari infeksi kuman
- Mengatur stabilitas suhu tubuh
Sel-sel darah
1. Sel darah merah (eritrosit)
- satu milimeter kubik darah mengandung 4 – 6 juta sel
- bentuknya bikonkaf
- warna merah disebabkan oleh adanya pigmen yang disebut haemoglobin.
- fungsi eritrosit adalah untuk mengangkut O2 dan CO2 serta menjaga keseimbangan pH darah.
- dibentuk di dalam sumsum merah tulang pipih, sedang pada bayi sel darah merah dibentuk di dalam hati.
- sel darah manusia dan mamalia tidak berinti.
2. Sel darah putih (leukosit)
- mempunyai inti
- setiap 1 mm kubik darah mengandung 5.000 – 9.000 sel
- sel darah putih dapat bergerak bebas secara ameboid, dan dapat menembus dinding kapiler (kemampuan diapedesis)
- fungsi sel darah putih untuk imunitas/melawan antigen yang masuk ke dalam tubuh
- ada dua jenis, yaitu granulosit dan agranulosit. Granulosit terdiri atas: neutrofil, eosinofil, dan basofil. Sedangkan agranulosit terdiri atas limfosit dan monosit
- dibentuk oleh jaringan retikulo endothelium disumsum tulang untuk yang granulosit, dan di kelenjar limpa untuk yang agranulosit.
3. Sel darah pembeku (trombosit)
- sering pula disebut keping-keping darah atau platelet
- tidak berinti dan mudah pecah
- dibuat oleh sel megakariosit di dalam sumsum tulang
- setiap 1 mm kubik darah pada orang dewasa mengandung 250.000 – 400.000 sel
- trombosit penting dalam proses pembekuan darah
Jenis-jenis sel darah pada manusia. Perhatikan perbandingan ukurannya.
Proses pembekuan darah
Pembekuan darah merupakan rangkaian proses yang terjadi pada jaringan tubuh, plasma darah, dan trombosit. Bila darah ke luar dari pembuluh darah, maka akan segera membeku atau menggumpal (koagulasi). Mekanismenya sebagai berikut:Perhatikan proses pembekuan darah. Eritrosit ‘terjebak jala’ yang dibentuk oleh benang fibrin. Peristiwa ini berfungsi mencegah kehilangan banyak eritrosit saat luka.
Untuk keperluan tertentu, misalnya dalam proses pengambilan darah dari donor, maka pembekuan darah dapat dihindari dengan jalan:- Mendinginkan darah mendekati titik bekunya untuk menghalangi pembentukan trombin.
- Memberi garam natrium oksalat atau natrium sitrat untuk mengendapkan ion Ca, sehingga pengubahan protrombin menjadi trombin terhambat
- Pemberian heparin atau dicumarol. Kedua zat tersebut merupakan zat anti koagulan atau anti pembekuan darah
- Mencegah persentuhan dengan permukaan yang kasar, jadi harus menggunakanjarum yang tajam dan pipa atau gelas yang licin.
Cairan darah (plasma darah)
Komponen terbesar dari cairan darah ialah air. Di dalamnya terlarut senyawa-senyawa kimia, antara lain:- protein: protein yang terlarut dalam darah antara lain:
- fribrinogen: penting untuk pembekuan darah
- albumin: untuk menjaga tekanan osmotik darah
- globulin: untuk membentuk at kebal atau zat anti, terutama gamaglobulin
- Sari-sari makanan
- dan garam mineral misallnya Na, K, Ca, Mg, Cl , HC03-, PO4-
- enzim, hormon dan antibodi.
- zat-zat sisa metabolisme: urea dan asam ureat.
- gas-gas pernapasan: 02, C02 dan N2.
2. Golongan darah ABO
Pada tahun 1902 kolega Landsteiner, yaitu Alfred Decastello dan Adriano Sturli menemukan golongan ke empat yaitu golongan AB.
Dasar penggolongan darah ABO adalah adanya aglutinogen (antigen) pada eritrosit, dan adanya aglutinin (antibodi) di dalam plasma darah. Aglutinogen berarti antigen yang digumpalkan, sedangkan aglutinin adalah jenis antibodi yang menggumpalkan.
Golongan darah sistem ABO
Menurut sistem ABO darah manusia terbagi atas 4 golongan, yaitu:
Golongan
|
aglutinogen (antigen) pada eritrosit
|
aglutinin (antibodi) pada plasma darah
|
A
B AB O |
A
B A dan B - |
b
a - a dan b |
Secara umum dalam proses transfusi darah prinsip ini yang dipegang:
Jika aglutinin a bertemu dengan aglutinogen A, atau aglutinin b bertemu dengan aglutinogen B akan menyebabkan aglutinasi (penggumpalan)Cara yang mudah untuk memahami transfusi darah begini: untuk donor perhatikan aglutinogennya, sedangkan untuk resipien perhatikan aglutininnya.
Misalnya begini:
Saya bergolongan darah A, ingin mendonorkan darah saya kepada Luna Maya yang bergolongan darah B. Ingat, saya adalah donor, dan Luna Maya adalah resipien. Golongan darah saya A berarti memiliki aglutinogen A (lihat tabel). Sedangan golongan darah Luna B berarti memiliki aglutinin a. Jika aglutinin a bertemu dengan aglutinogen A maka akan terjadi aglutinasi. Itu sebabnya saya yang bergolongan darah A tidak bisa memberikan darah saya kepada Luna Maya yang bergolongan darah B.
Nah, dari dasar itulah muncul istilah donor universal dan resipien universal. Donor universal (golongan O) adalah golongan darah yang bisa mendonorkan darahnya ke semua golongan darah, karena tidak memiliki aglutinogen. Sedangkan resipien universal (golongan AB) adalah golongan darah yang bisa menerima darah dari semua golongan, karena tidak memiliki aglutinin. Jadi O bisa menjadi donor ke semua golongan, dan AB bisa menjadi resipien dari semua golongan.
Namun di dunia medis hal tersebut tidak diperbolehkan terutama jika dilakukan transfusi dalam jumlah besar. (Mengapa?)
Di atas adalah sebuah contoh tes golongan darah. Tahukah kamu mana darah yang mengalami aglutinasi dan mana yang tidak?
3. Golongan darah Rhesus
Seperti juga golongan darah berdasarkan sistem ABO, golongan darah Rhesus juga didasarkan pada jenis aglutinogen pada eritrosit dan aglutinin pada plasma darah.
Golongan darah Rhesus ini juga ditemukan oleh Landsteiner. Penamaan golongan Rhesus ini diambil dari nama kera yang diteliti Landsteiner, namanya Macacus rhesus. Pada kera ini didapati antigen dan antibodi yang sama dengan manusia.
Sang monyet : Macacus rhesus.
Ada dua jenis golongan Rhesus, yaitu Rhesus (+) dan Rhesus (-). Orang bergolongan Rhesus + memiliki antigen Rhesus (antigen Rh) pada eritrositnya dan tidak memiliki antibodi. Golongan Rhesus – memiliki antibodi Rhesus (anti Rh) pada plasma darahnya dan tidak memiliki antigen. Lihat tabel berikut:
Golongan
|
Rhesus +
|
Rhesus -
|
antigen
|
antigen Rhesus
|
-
|
antibodi
|
-
|
anti Rhesus
|
Nilai medis lain dari golongan Rhesus ini terutama dalam masalah perkawinan. Jika seorang pria Rhesus + menikah dengan wanita Rhesus –, maka anaknya berpeluang mengalami eritroblastosis fetalis (penyakit kuning pada bayi). Kasus ini hanya terjadi pada tipe perkawinan pria Rhesus + dengan wanita Rhesus –.
Jika ibu Rhesus – mengandung anak pertama Rhesus +, maka sang ibu akan membentuk anti Rhesus (antibodi). Jika kehamilan kedua sang anak bergolongan Rhesus + maka anti Rhesus ibu akan menyerang dan menyebabkan kerusakan eritrosit bayi yang dikandungnya.
Karena banyak eritrosit yang rusak, darah bayi lebih banyak mengandung eritroblas (eritrosit yang masih muda dan berinti). Sementara itu kerusakan eritrosit yang cukup tinggi mengakibatkan meningkatnya urobilin, yaitu pigmen kuning yang memberi warna pada urine. Inilah yang menyebabkan bayi tampak berwarna kuning.
Pada kasus tertentu pertolongan pada bayi dapat dilakukan dengan fototherapi yaitu penyinaran dengan cahaya ultraviolet, transfusi post natal (setelah lahir), atau transfusi pre natal (sebelum lahir) dengan menyuntikkan darah langsung ke umbilikal (tali pusar).
Berdasarkan pembagian ras manusia, ternyata rhesus negatif lebih banyak dijumpai pada orang:
- Eropa (bule) sekitar 15% Rh – dan 88% Rh +
- Negro : 7-8% Rh – dan 90 – 93% Rh +
- Asia : 99% rhesus + dan Rh – < 1%
4. Alat peredaran darah manusia
Alat-alat peredaran darah pada manusiaAlat peredaran darah terdiri atas jantung (cor) dan pembuluh darah. Jantung berfungsi memompa darah, sedangkan pembuluh darah bertugas mengalirkan darah dari jantung hingga sampai ke jaringan tubuh.
Pembuluh darah
Ada dua jenis pembuluh darah yaitu:- Arteri : Merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah keluar dari jantung. Bila sampai di jaringan, arteri bercabang-cabang kecil yang disebut arteriole. Pembuluh arteri bersifat elastis dan darah yang mengalir tekanannya kuat karena memperoleh pemompaan langsung dari jantung.
- Vena : Merupakan pembuluh yang mengalirkan darah kembali menuju ke jantung. Pembuluh vena yang menyebar di jaringan bercabang-cabang kecil dan disebut venula. Vena kurang elastis bila dibandingkan dengan arteri dan darah yang mengalir tekanannya rendah karena aliran darah pada vena berdasarkan sistem katup dan pompa otot. Vena biasanya terletak di permukaan tubuh di bawah kulit, sedangkan arteri lebih ke dalam.
Perhatikan perbedaan arteri dan vena.
Jantung
Jantung merupakan alat pemompa darah, terletak didalam rongga dada dan diatas diafragma. Jantung mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:a. Dinding jantung: terdiri atas tiga lapis, yaitu
- epikardium (lapisan luar)
- perikardium (selaput pembungkus jantung)
- miokardium (otot jantung)
- endokardium (selaput yang melapisi ruangan jantung)
Beginilah bagian-bagian jantung. (sori gak sempat nerjemahin)
b. Ruangan jantung: terdiri atas 4 ruangan yaitu - serambi (atrium) kanan dan kiri
- serta dua bilik (ventrikel) kanan dan kiri
- Pada bayi yang belum lahir, antara serambi kanan dan serambi kiri terdapat lubang yang disebut foramen ovale. Lubang ini berfungsi sebagai bypass aliran darah karena belum berfungsinya paru-paru janin.
- valvula trikuspidalis (berdaun tiga): terdapat di antara atrium kanan dan ventrikel kanan
- valvula bikuspidalis (berdaun dua): terdapat di antara atrium kiri dan ventrikel kiri
- valvula semilunaris (bentuk bulan sabit): terdapat pada pangkal batang aorta
- Sinoatrium Node (SA Node): terdapat pada atrium kanan
- Atrioventricular Node (AV Node): terdapat pada sekat antara atrium dan ventrikel
Pola peredaran darah
Bila SA Node mengeluarkan impuls akan menyebabkan atrium berkontraksi sehingga darah dipompa menuju ke ventrikel. Impuls yang mengalir akhirnya merangsang AV Node sehingga juga mengeluarkan impuls yang menyebabkan otot ventrikel berkontraksi, dan darah dipompa keluar jantung.Bila ventrikel kiri berkontraksi darah dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta (nadi besar). Darah yang mengalir ini kaya akan oksigen dan nutrisi. Di jaringan tubuh nutrisi dan oksigen diambil oleh sel-sel tubuh. Kemudian sel melepaskan CO2 dan sisa metabolisme yang kemudian diangkut oleh darah melalui pembuluh vena cava superior dan vena cava inferior kembali menuju atrium kanan. Pola peredaran ini disebut peredaran darah besar.
Perhatikan pola peredaran darah pada manusia, urut sesuai nomor.
Dari atrium kanan darah dipompa masuk ke ventrikel kanan lalu mengalir meninggalkan jantung menuju ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Darah yang mengalir ini membawa banyak CO2 yang hendak dibuang. Di paru-paru CO2 dilepaskan dan oksigen diikat, lalu darah mengalir melalui vena pulmonalis kembali ke jantung masuk ke atrium kiri. Pola peredarah ini disebut peredaran darah kecil. Dari atrium kiri darah masuk ke ventrikel kiri, dan siklus yang sama terulang. Perlu diperhatikan bahwa kontraksi atrium kanan dan kiri berlangsung bersamaan. Demikian pula kontraksi ventrikel kanan dan kiri juga bersamaan. Jadi aliran darah pada peredaran darah besar dan kecil berlangsung serentak, dan bukannya bergantian.
Saat ventrikel berkontraksi timbul tekanan yang disebut tekanan sistole. Saat ventrikel berelaksasi masih ada tekanan yang disebut tekanan diastole. Umumnya pada orang muda yang sehat besarnya tekanan sistole dan diastole adalah 120/80 mmHg. Tekanan darah ini akan semakin tinggi sejalan dengan pertambahan usia.
Sebenarnya masalah tekanan sistole dan diastole ini juga terjadi pada saat kontraksi atrium. Jadi ada sistole atrium dan diastole atrium. Tapi di dunia medis konteks tekanan sistole dan diastole tampaknya lebih mengacu pada kontraksi ventrikel.
Peredaran Limfe (Getah Bening)
Selain peredaran darah, pada manusia terdapat juga peredaran limfe atau peredaran getah bening. Peredaran getah bening merupakan peredaran terbuka, yaitu dimulai dari dalam jaringan dan berakhir pada pembuluh balik bawah selangka (vena sub klavia).Cairan ini berasal dari darah yang keluar melalui dinding kapiler lalu masuk ke ruang antarsel, dan kemudian masuk ke pembuluh halus yang disebut pembuluh getah bening (limfe). Dari pembuluh limfe kecil, kemudian berkumpul pada pembuluh getah bening yang besar, dan yang terakhir masuk ke vena sub klavia.
Sistem limfatik pada manusia
- Sistem pembuluh limfe dada (ductus thoraxicus): mengalirkan limfe dari bagian tubuh sebelah bawah, dan bagian tubuh atas sebelah kiri ke pembuluh vena bawah selangka kiri.
- Sistem pembuluh limfe dada kanan (ductus limfaticus dexter): mengalirkan limfe dari daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan lengan kanan ke vena bawah selangka kanan.
- kelenjar limfe lipat siku, lipat dada, ketiak, lutut, dan leher.
- di selaput lendir usus.
- kelenjar folikel pangkal lidah.
- tonsil, amandel, dan pada adenoid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar